Main Article Content

Abstract

Balita stunting memiliki perawakan pendek untuk usianya yang berisiko mengalami irreversible fisik yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat. Banyak faktor penyebab stunting pada balita, selain faktor nutrisi dan kesehatan sebagai penyebab utamanya, faktor kondisi lingkungan dengan paparan asap rokok dapat mengakibatkan risiko stunting pada balita. Anggota keluarga yang mengonsumsi rokok secara aktif akan mengontaminasi udara dari asap rokok yang dihasilkan, sehingga asap tersebut dapat terhirup oleh balita dan orang-orang disekitarnya. Kandungan nikotin pada dasarnya bukan zat kimia utama yang bertanggung jawab terhadap penyakit akibat merokok. Zat kimia seperti nikotin yang terkandung di dalam rokok itu bersifat adiktif yang menyebabkan ketergantungan (adiksi) sehingga membuat para perokok sulit untuk menghentikan kebiasaannya. Oleh karena itu, bahan kimia berbahaya lainnya dalam rokok seperti tar, karbon monoksida, dan formaldehida terus masuk ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan penyakit. Jadi, semakin sering terpapar asap rokok, maka semakin tinggi risiko balita sebagai perokok pasif untuk mengalami gangguan kesehatan yang tentunya akan berdampak pada asupan makan ketika balita sakit. Konsumsi rokok juga berdampak pada ekonomi keluarga, pengeluaran untuk membeli rokok akan memengaruhi daya beli untuk kebutuhan pangan keluarga, sehingga asupan karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin yang bersifat adekuat sulit untuk terpenuhi. Oleh karena itu, melalui upaya penyuluhan konsumsi rokok akibatkan risiko stunting pada balita dapat menambah pengetahuan masyarakat sehingga stunting pada balita dapat dicegah.

Keywords

Konsumsi Rokok Risiko Stunting

Article Details