Main Article Content

Abstract

Pendahuluan: Penyakit diare masih menjadi suatu permasalahan kesehatan di negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit ini ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai cair dan bertambahnya frekuensi Buang Air Besar (BAB) dari biasanya, umumnya tiga atau lebih dalam sehari. Diare dapat digolongkan sebagai penyakit yang ringan, akan tetapi jika terjadi mendadak perawatan yang diberikan tidak tepat maka akan berdampak fatal. Di Indonesia penyakit diare merupakan penyakit endemis yang berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini biasanya menyerang bayi dan balita, jika tidak diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang bisa menyebabkan kematian (Depkes RI, 2012). Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Data yang menyangkut variabel terikat dan variabel bebas diteliti dalam waktu yang bersamaan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor penyebab kejadian diare.Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Kelurahan Pangali-ali Wilayah Kerja Puskesmas Banggae I Kecamatan Banggae Kabupaten Majene. Penelitian akan dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2023. Hasil: Hasil analisis Uji Chi Square menunjukkan p value 0,003 lebih kecil dari nilai a = 0,05 (r <a). Dari analisis tersebut dapat diartikan bahwa Ho ditolak atau Ha diterima yang berarti ada hubungan pengetahuan terhadap kejadian diare. Sedangkan hasil analisis Odd Ratio menunjukkan OR=0,244 (OR<1) merupakan faktor risiko artinya responden yang memiliki pengetahuan cukup berpeluang lebih kecil mengalami diare 0,24 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang. Diskusi: Peneliti menyimpulkan bahwa variabel tindakan yang merupakan domain dari perilaku tidak mempunyai hubungan dengan kejadian diare pada hasil penelitian ini disebabkan karena penyebab diare tidak hanya disebabkan buruknya sanitas lingkungan akan tetapi juga disebabkan karena malabsorpsi, alergi, keracunan dan imunodefisiensi.Malabsorpsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat kemudian akan terjadi pergeseran air dan eloktrolit ke rongga usus sehingga terjadilah diare, sedangkan faktor makanan dapat terjadi peningkatan peristaltik usus yang akhirnya menyebabkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan seperti makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.

Keywords

Diare, Anak, Perilaku

Article Details