Faktor -Faktor Yang Beresiko Memiliki Anak Stunting Pada Wanita Karir
Abstract
Latar belakang: Stunting pada anak dapat terjadi pada 1000 hari pertama setelah pembuahan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain status sosial ekonomi, asupan makanan, infeksi, kesehatan gizi ibu, penyakit infeksi, kekurangan zat gizi mikro, dan kondisi lingkungan. Akar penyebab terjadinya stunting antara lain terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, kondisi ekonomi keluarga yang buruk, dan gabungan faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang memengaruhi lingkungan sekitTujuan : Penelitin ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor potensi resiko memiliki anak stunting pada wanita yang bekerja ful Time. Metode: Penelitian explanatory research dengan pendekatan metode cross sectional. Sampel adalah40 pekerja wanita yang bekerja ful time di diambil dengan menggunakan tehnik total sampling. Instrumen untuk mengumpulkan data menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil: mayoritas responden usia 35 (71,1%), pendidikan paling banyak SMA (44,4%), pendapatan ibu mayoritas UMR (91,1%), pendapatansuami mayoritas UMR (80%). Status anemia mayoritas tidak anemia (97,8%), LILA mayoritas 23,5(97,8%), IMT terbanyak tidak KEK ( 66,7%). Pengetahuan ibu paling banyak kategori baik (64,4%), jenis kelamin anak terbanyak perempuan (55,6) dan anak mengalami stunting (77,8%). Uji Chi Square menunjukkan P Value < α (0,05) yaitu variabel usia ibu, pengetahuan ibu, LILA, dan IMT sedangkan variabel pendidikan, pendapatan ibu, pendapatan suami, dengan P Value > α (0,05). Kesimpulan: Ada hubungan usia, pengetahuan, LILA, dan IMT dengan kejadian balita stunting pada pekerja wanita. Tidak ada hubungan pendidikan, pendapatan ibu, pendapatan suami dengan kejadian stunting pada pekerja Wanita
Kata Kunci : Stunting, Wanita Pekerja, Faktor Resiko.