Jurnal Nursing Care BIBMA https://ejournal.stikesbbmajene.ac.id/index.php/jkbb <p><strong>&nbsp;Jurnal Nursing Care BIBMA</strong> adalah jurnal ilmiah yang menerbitkan artikel yang merupakan hasil penelitian, studi kasus, hasil studi pustaka, konsep ilmiah, pengetahuan dan teknologi inovatif dan terkini dalam lingkup keperawatan yang berfokus pada (10) pilar keperawatan, meliputi: keperawatan anak; keperawatan bersalin; keperawatan medis-bedah; keperawatan kritis; keperawatan darurat; keperawatan mental; keperawatan komunitas; keperawatan gerontik; keperawatan keluarga; serta kepemimpinan dan manajemen keperawatan.</p> <p>&nbsp;</p> Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa (BBM) Majene en-US Jurnal Nursing Care BIBMA Hubungan Perilaku Ibu terhadap Kejadian Stunting pada Balita di Kelurahan Totoli Kecamatan Banggae Kabupaten Majene https://ejournal.stikesbbmajene.ac.id/index.php/jkbb/article/view/211 <p><strong>Pendahuluan </strong>Masa balita merupakan periode keemasan (<em>golden age</em>), merupakan masa-masa penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Masa gagal tumbuh kembang pada balita akan memengaruhi ketahanan fisik dan kecerdasan sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan pada masa yang akan mendatang (Rahayu, dkk, 2021).<em>Stunting</em> merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah dua tahun yang disebabkan kurang gizi kronis. <em>Stunting</em> terjadi sejak ibu mengandung hingga anak usia 2 tahun 80%&nbsp; pembentukan otak terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan anak. Masalah anak pendek atau <em>stunting</em>&nbsp; merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi di dunia, khususnya di negara-negara miskin dan berkembang. <em>Stunting</em> menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak sub optimal&nbsp; sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental (Yosephin, dkk, 2019). <strong>Tujuan </strong>Menganalisis hubungan prilaku ibu terhadap kejadian stunting. <strong>Metode </strong>Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan desain <em>cross sectional</em> yaitu untuk menganalisis hubungan data variabel independen perilaku ibu yang terdiri dari pengetahuan ibu, sikap ibu dan Tindakan ibu dan variabel dependen tentang kejadian <em>stunting </em>dimana data variabel-variabelnya dikumpulkan secara bersamaan suatu waktu tertentu.<strong>Hasil </strong>Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan hasil analisis uji chi square di peroleh nilai P =0,003 dengan taraf signifikan<em> a =</em>0,05 yang berarti (p &lt; a) atau Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukka bahwa tidak ada hubungan antara sikap ibu terhadap kejadian stunting pada balita di kelurahan Totoli. dimana sikap ibu terhadap kejadian<em> stunting</em> pada balita di Kelurahan Totoli memiliki sikap yang cukup baik ebanyak 21 dengan kategori balita <em>stunting</em> pendek sebanyak 3 (14,3%) dan balita <em>stunting</em> sangat pendek sebanyak 18 (85,7%). <strong>Simpulan </strong>Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan perilaku ibu terhadap kejadian <em>stunting</em> pada balita dalam penyusunan Skripsi di Kelurahan Totoli Kecamatan Banggae Kabupaten Majene dengan 53 responden dapat disimpulkan:Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap kejadian <em>stunting</em> pada balita. Tidak ada hubungan antara Sikap ibu terhadap kejadian <em>stunting</em> pada balita. Tidak ada hubungan antara Tindakan ibu terhadap kejadian <em>stunting</em> pada balita.</p> Ariani Ariani Yulianah Sulaiman Nurlina Nurlina Copyright (c) 2024-04-15 2024-04-15 1 1 1 5 Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi dengan Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan di RSUD Kabupaten Polman https://ejournal.stikesbbmajene.ac.id/index.php/jkbb/article/view/212 <p>Dokumentasi dalam keperawatan memegang peranan penting terhadap segala macam tuntutan masyarakat yang semakin kritis dan mempengaruhi kesadaran masyarakat akan hak-haknya dari suatuunit kesehatan. Pendokumentasian yang tidak dilakukan dengan lengkap dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena tidak dapat mengidentifikasi sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan rancangan <em>cross sectional</em>. Pengambilan sampel menggunakan teknik <em>purposive sampling </em>dengan jumlah sampel 106 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57(53,8%) responden berusia kurang dari 32tahun, 88 (83,0%) responden berjenis kelamin wanita, 73 (68,9%) responden tingkat pendidikannya DIII Keperawatan, 54 (50,9%) responden masa kerja kurang dari 7 tahun, 74 (69,8%) responden tidak pernah mengikuti pelatihan pendokumentasian asuhan keperawatan, 56 (52,8%) responden motivasi pendokumentasian asuhan keperawatan tidak baik, 90 (84,9%) responden persepsi terhadap supervisi kepala ruang tentang pendokumentasian asuhan keperawatan baik, dan 58 (54,7%) kualitas dokumentasi kurang baik. Hasil penelitian tidak ada hubungan antara umur P <em>value</em>=0,478 (P &gt;0,05), jenis kelamin P <em>value </em>= 0,659, tingkat pendidikan P <em>value </em>= 0,902, masa kerja P <em>value = </em>0,546, dan pelatihan P <em>value </em>= 0,521 dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Ada hubungan antara motivasi P <em>value </em>= 0,036 dan supervisi kepala ruang P <em>value = </em>0,041 dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah motivasi perawat yang tidak baik cenderung kualitas dokumentasi juga tidak baik (P <em>value </em>0,036). Supervisi mempunyai hubungan yang signifikan dalam meningkatkan kualitasdokumentasi asuhan keperawatan (P <em>value = </em>0,041).</p> Yulianah Sulaiman Agustina Agustina Copyright (c) 2024-04-15 2024-04-15 1 1 6 14 Hubungan Personal Hygiene terhadap Kejadian Penyakit Kecacingan pada Anak Usia 2-11 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Banggae I Kecamatan Banggae Kabupaten Majene https://ejournal.stikesbbmajene.ac.id/index.php/jkbb/article/view/214 <p><strong>Pendahuluan ;</strong>Penyakit kecacingan adalah infestasi satu atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari golongan nematoda usus. Di antara nematoda usus ada sejumlah spesies yang penularannya melalui tanah atau biasa disebut dengan cacing jenis STH (<em>Soil Transmitted Helminths) </em>yaitu <em>A. Lumbricoides, N. Americanus, T. Trichiura </em>dan <em>A. Duodenale</em>. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan <em>personal hygiene </em>(Kebiasaan Cuci Tangan, Penggunaan Alas Kaki dan Kebiasaan Mandi) terhadap kejadian penyakit kecacingan pada anak usia 2-11 tahun di wilayah kerja Puskesmas Banggae I Kecamatan Banggae Kabupaten Majene tahun 2023. Penelitian ini <strong>Metode</strong> menggunakan metode penelitian kuantitatif, rancangan penelitian <em>cross sectional</em> dengan pendekatan retrospektif. Analisis data dilakukan dengan uji statistik melalui analisis data dilakukan dengan pengujian hipotesis menggunakan Program SPSS 20 (<em>Statistic for The Sosial Science</em>). Sampel pada penelitian ini sebanyak 84 orang yang di ambil dari populasi, pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan. <strong>Hasil</strong> uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan kebiasaan cuci tangan terhadap kejadian penyakit kecacingan dimana nilai <em>p=0,40 </em>lebih kecil dari nilai α=0,05 dengan <em>Contingency coefficient </em>= 0,248 yang mempunyai arti tingkat hubungan masuk dalam kategori lemah, dan juga terdapat hubungan penggunaan alas kaki terhadap kejadian penyakit kecacingan dimana nilai <em>p=</em>0,001 lebih kecil dari nilai α=0,005 dengan <em>Contingency coefficient </em>= 0,358 yang mempunyai arti tingkat hubungan masuk dalam kategori lemah dan tidak ada hubungan kebiasaan mandi terhadap kejadian penyakit kecacingan dimana nilai <em>p=</em>0,241 lebih besar dari α=0,05. <strong>Kesimpulan</strong> Diharapkan petugas kesehatan meningkatkan penyuluhan kesehatan dan tetap menjalankan program pembagian obat cacing, dan masyarakat dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan serta kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian terkait dengan variabel lain misalnya sanitasi lingkungan dll.</p> Zulkifli Zulkifli Bastian Bastian Copyright (c) 2024-04-15 2024-04-15 1 1 15 23 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Pangali-Ali Wilayah Kerja Puskesmas Banggae I Kabupaten Majene https://ejournal.stikesbbmajene.ac.id/index.php/jkbb/article/view/215 <p><strong>Pendahuluan</strong>: Penyakit diare masih menjadi suatu permasalahan kesehatan di negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit ini ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai cair dan bertambahnya frekuensi Buang Air Besar (BAB) dari biasanya, umumnya tiga atau lebih dalam sehari. Diare dapat digolongkan sebagai penyakit yang ringan, akan tetapi jika terjadi mendadak perawatan yang diberikan tidak tepat maka akan berdampak fatal. Di Indonesia penyakit diare merupakan penyakit endemis yang berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini biasanya menyerang bayi dan balita, jika tidak diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang bisa menyebabkan kematian (Depkes RI, 2012). <strong>Metode:</strong> Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan <em>Cross Sectional. </em>Data yang menyangkut variabel terikat dan variabel bebas diteliti dalam waktu yang bersamaan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor penyebab kejadian diare.Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Kelurahan Pangali-ali Wilayah Kerja Puskesmas Banggae I Kecamatan Banggae Kabupaten Majene. Penelitian akan dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2023. <strong>Hasil:</strong> Hasil analisis Uji <em>Chi Square </em>menunjukkan<em> p</em> value 0,003 lebih kecil dari nilai a = 0,05 (<em>r</em> &lt;a). Dari analisis tersebut dapat diartikan bahwa Ho ditolak atau Ha diterima yang berarti ada hubungan pengetahuan terhadap kejadian diare. Sedangkan hasil analisis <em>Odd Ratio</em> menunjukkan OR=0,244 (OR&lt;1) merupakan faktor risiko artinya responden yang memiliki pengetahuan cukup berpeluang lebih kecil mengalami diare 0,24 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang. <strong>Diskusi:</strong> Peneliti menyimpulkan bahwa variabel tindakan yang merupakan domain dari perilaku tidak mempunyai hubungan dengan kejadian diare pada hasil penelitian ini disebabkan karena penyebab diare tidak hanya disebabkan buruknya sanitas lingkungan akan tetapi juga disebabkan karena malabsorpsi, alergi, keracunan dan imunodefisiensi.Malabsorpsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat kemudian akan terjadi pergeseran air dan eloktrolit ke rongga usus sehingga terjadilah diare, sedangkan faktor makanan dapat terjadi peningkatan peristaltik usus yang akhirnya menyebabkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan seperti makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.</p> H. Rahmat Abidin Abidin Copyright (c) 2024-04-15 2024-04-15 1 1 24 33 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi pada Baduta Di RSUD Polewali Mandar https://ejournal.stikesbbmajene.ac.id/index.php/jkbb/article/view/216 <p>Gizi kurang dipengaruhi oleh status gizi ibu saat mengandung. Ketika status gizi ibu kurang maka dapat mempengaruhi status gizi bayi (BBLR). Status gizi balita juga dipengaruhi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi saat usia 0 sampai 5 bulan 29 hari.<strong>Tujuan</strong> penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada baduta di wilayah kerja RSUD Polewali Mandar tahun 2023<strong>. </strong><strong>Metoda </strong>Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan <em>Cross Sectional</em>. Populasi penelitian adalah semua ibu yang memiliki baduta di Wilayah Kerja RSUD Polewali mandar&nbsp; tahun 2023. <strong>Hasil</strong> univariat menunjukkan distribusi responden berdasarkan status gizi didapatkan paling dominan status gizi baik. Distribusi responden berdasarkan riwayat berat badan lahir didapatkan paling dominan berat badan lahir normal. Distribusi responden berdasarkan riwayat ASI eksklusif didapatkan paling dominan mendapatkan ASI eksklusif. Hasil analisis bivariat menunjukkan status gizi terhadap riwayat berat badan lahir p = 0,008 &lt; 0,05, status gizi terhadap riwayat pemberian ASI eksklusif p = 0,084 &gt; 0,05 sehingga disimpulkan terdapat pengaruh riwayat berat badan lahir terhadap status gizi dan tidak terdapat pengaruh riwayat pemberian ASI eksklusif terhadap status gizi pada balita di wilayah kerja &nbsp;RSUD Polewali mandar&nbsp; tahun 2023. Disarankan kepada petugas kesehatan agar meningkatkan penyuluhan tentang faktor kejadian BBLR.</p> Fitriani Nurdin Copyright (c) 2024-04-15 2024-04-15 1 1 34 38