Main Article Content

Abstract

ABSTRAK


Pendahuluan:Tingginya angka kejadian stanting merupakan permasalahan nasional yang sangat menghawatirkan. Stanting adalah kondisi anak yang tidak dapat lagi disembuhkan namun untuk melakukan pencehgahan sangatlah penting agar peningkataan jumlah stanting disuatu daerah tidak bertambah. Memberikan intervensi kepada anak yang sudah menderita stanting tidak akan memberikan dampak yang signifika untuk penurunan stanting. Sehingga berdasarkan pertimbangan di atas perlunya intervensi yang diberikan kepada ibu hamil dalam rangka menghasilkan luaran kehamilan yang status gizinya terjamin.


MetodeJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif untuk mengetahui hubungan perilaku makan dengan indeks massa tubuh dengan menggunakan pendekatan Cross-ssectional karena variabel dependen dan variabel independennya diteliti pada satu waktu yang sama. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni Tahun 2024. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Polewali yang beralamat di Jalan Hj. Andi Depu Kelurahan Lantora Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 polewali kelas VII yang terdapat 7 kelas berjumlah 210.Hasildiperoleh nilai koefisien korelasi  sebesar 0,066 dengan nilai signifikansi/p value sebesar 0,591, karena nilai signifikasi/p value > 0,1 maka H0 diterima, artinya tidak ada hubungan positif antara emotional eating dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)


Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini  


Remaja kelas VII di SMP Negeri 1 Polewali yang berjenis kelamin remaja memiliki perilaku makan emotional eating yang dominan, perilaku makan restraint eating yang dominan, dan  perilaku makan external eating yang dominan


Kata kunci:


anak remaja ; Garam Yodium; Suplemen Nutrisi Multi Mikro


 

Keywords

Wanita hamil, Garam Yodium, Suplemen Nutrisi Multi Mikro

Article Details

References

  1. Referensi
  2. 1. Gernand, AD, Schulze, KJ, Stewart, CP, Barat, KP, & Christian, P. (2016). Defisiensi mikronutrien pada kehamilan di seluruh dunia:
  3. Dampak dan pencegahan terhadap kesehatan. Tinjauan Alam Endokrinologi, 12(5), 274–289.https://doi.org/10.1038/nrendo.2016.37
  4. 2. Christian, P., Kim, J., Mehra, S., Shaikh, S., Ali, H., Shamim, AA, … West, KP (2016). Pengaruh suplementasi beberapa mikronutrien prenatal terhadap pertumbuhan dan kognisi hingga usia 2 tahun di pedesaan Bangladesh: Uji Coba JiVitA-3. Jurnal Nutrisi Klinis Amerika, 104(4), 1175–1182.
  5. 3. Charoenratana, C., Leelapat, P., Traisrisilp, K., & Tongsong, T. (2016). Kekurangan yodium ibu dan hasil kehamilan yang merugikan. Gizi Ibu dan Anak, 12(4), 680–687
  6. 4. Abel, MH, Caspersen, IH, Meltzer, HM, Haugen, M., Brandlistuen, RE, Aase, H., Alexander, J., Torheim, LE, & Brantsæter, AL (2017). Asupan yodium ibu yang kurang optimal dikaitkan dengan gangguan perkembangan saraf anak pada usia 3 tahun dalam studi kohort ibu dan anak di Norwegia. Jurnal Nutrisi, 147, 1314–1324.https://doi.org/10.3945/jn.117.250456
  7. 5. Abel, MH, Caspersen, IH, Meltzer, HM, Haugen, M., Brandlistuen, RE, Aase, H., Alexander, J., Torheim, LE, & Brantsæter, AL (2017). Asupan yodium ibu yang kurang optimal dikaitkan dengan gangguan perkembangan saraf anak pada usia 3 tahun dalam studi kohort ibu dan anak di Norwegia. Jurnal Nutrisi, 147, 1314–1324.https://doi.org/10.3945/jn.117.250456
  8. 6. Abu-Saad, K., & Fraser, D. (2010). Gizi ibu dan hasil kelahiran. Tinjauan Epidemiologi, 32(1), 5–25.https://doi.org/10.1093/epirev/mxq001
  9. 7. Abel, MH, Caspersen, IH, Meltzer, HM, Haugen, M., Brandlistuen, RE, Aase, H., Alexander, J., Torheim, LE, & Brantsæter, AL (2017). Asupan yodium ibu yang kurang optimal dikaitkan dengan gangguan perkembangan saraf anak pada usia 3 tahun dalam studi kohort ibu dan anak di Norwegia. Jurnal Nutrisi, 147, 1314–1324.https://doi.org/10.3945/jn.117.250456
  10. 8. Survei Berbasis Komunitas tentang Prevalensi Defisiensi Yodium pada Wanita Hamil di Wilayah Kota Benggala Barat, India. Jurnal Pengobatan dan Penelitian Neonatal India, 4(4), 10–13.https://doi.org/10.7860/IJNMR/2016/23105.2194
  11. 9. Adamo, AM, & Oteiza, PI (2010). Defisiensi seng dan perkembangan saraf: Kasus neuron. BioFaktor, 36(2), 117–124.https://doi.org/10.1002/biof.91
  12. 10. Adhikari, BK, Koirala, U., Lama, S., & Dahal, P. (2012). Situasi Defisiensi Zat Besi dan Penatalaksanaannya yang Memprioritaskan Intervensi Pola Makan di Nepal. Jurnal Epidemiologi Nepal, 2(2), 180–190.https://doi.org/10.3126/nje.v2i2.6573
  13. 11. Agasa, SB, & Kadima, J. (2017). Efektivitas Bubuk Multi Mikronutrien UNICEF terhadap Angka Stunting Anak dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya di Kisangani Efektivitas Bubuk Multi Mikronutrien UNICEF terhadap Angka Stunting Anak dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya di Kisangani. Jurnal Nutrisi & Keamanan Pangan Eropa, (September).https://doi.org/10.9734/EJNFS/2017/36276
  14. 12. Akombi, BJ, Agho, KE, Hall, JJ, Merom, D., Astell-Burt, T., & Renzaho, AMN (2017). Stunting dan stunting parah pada anak di bawah 5 tahun di Nigeria: Analisis bertingkat. BMC Pediatri, 17(1), 1–16.https://doi.org/10.1186/s12887-016-0770-z
  15. 13. Allen, LH (1994). Malnutrisi Mikronutrien Ibu: Pengaruhnya terhadap ASI dan Gizi Bayi, serta Prioritas Intervensi. Dipublikasikan, 11.
  16. 14. Allen, LH (2005). MMS pada kehamilan dan menyusui: gambaran umum. Am J Clin Nutr, 81:1206S–1(Mei), 1206–1212. https://doi.org/81/5/1206S [pii].
  17. 15. Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  18. 16. Alwi, Muhammad Khidri; Tidur siang, Hamka; Haju, Veni; Thaha, Abdul Razak; Juliani, SY (2019). Kajian Efektivitas Program Taburia (Zat Multi Gizimikro) pada Anak Usia 6-24 Bulan di Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian & Pengembangan Kesehatan Masyarakat India, 10(5), 564–569.
  19. 17. Ali-Baya G, Zenile E, Aikins BO, Amoaning RE, Simpong DL, Adu P. Kesepakatan hemoglobin-hematokrit yang buruk pada populasi orang dewasa yang tampaknya sehat; sebuah studi cross-sectional di Cape Coast Metropolis, Ghana. Jil. 7, Heliyon. 2021.
  20. 18. Ames, BN (2006). Asupan mikronutrien yang rendah dapat mempercepat penyakit degeneratif akibat penuaan melalui alokasi mikronutrien yang langka melalui triase. Prosiding Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional, 103(47), 17589–17594.https://doi.org/10.1073/pnas.0608757103
  21. 19. Ames, BN, Atamna, H., & Killilea, DW (2005). Kekurangan mineral dan vitamin dapat mempercepat pembusukan mitokondria akibat penuaan. Aspek Molekuler Kedokteran, 26(4–5 SPEC. ISS.), 363–378.https://doi.org/10.1016/j.mam.2005.07.007
  22. 20. Andersen, HS, Perjudian, L., Holtrop, G., & McArdle, HJ (2007). Pengaruh kekurangan tembaga pada metabolisme zat besi pada tikus hamil. Jurnal Nutrisi Inggris, 97(2), 239–246.https://doi.org/10.1017/S0007114507239960
  23. 21. Azzeh, F., & Refaat, B. (2020). Kecukupan yodium pada usia reproduksi dan ibu hamil yang tinggal di wilayah Barat Arab Saudi. BMC Kehamilan dan Persalinan, 20(370), 1–12.https://doi.org/10.1186/s12884-020-03057-w
  24. 22. Bhandari, N., Bahl, R., Nayyar, B., Khokhar, P., Rohde, JE, & Bhan, MK (2001). Suplementasi makanan dengan dorongan untuk memberikannya kepada bayi usia 4 hingga 12 bulan memiliki dampak kecil terhadap penambahan berat badan. Jurnal Nutrisi, 131(7), 1946–1951.https://doi.org/10.1093/jn/131.7.1946.
  25. 23. Kelahiran, P. (2009). Pengaruh suplementasi multimikronutrien prenatal pada hasil kehamilan: sebuah meta-analisis. CMAJ, 180(12), 99–108.
  26. 24. Biban, BG, & Lichiardopol, C. (2017). Defisiensi Yodium, Masih Menjadi Masalah Global? Jurnal Ilmu Kesehatan Saat Ini, 43(2), 103–111.https://doi.org/10.12865/CHSJ.43.02.01.
  27. 25. Hitam, MM (1998). Kekurangan zinc dan tumbuh kembang anak. Jurnal Nutrisi Klinis Amerika, 68(2 SUPPL.), 464–469.https://doi.org/10.1093/ajcn/68.2.464S.
  28. 26. Brough, L., Rees, GA, Crawford, MA, Morton, RH, & Dorman, EK (2010). Pengaruh suplementasi multi-mikronutrien terhadap status gizi ibu, berat badan lahir bayi, dan usia kehamilan saat lahir pada populasi multi-etnis berpenghasilan rendah. Jurnal Nutrisi Inggris, 437–445.https://doi.org/10.1017/S0007114510000747.
  29. 27. Burton JM, Kimball S, Vieth R, Bar-Or A, Dosch HM, Cheung R, dkk. Uji coba peningkatan dosis fase I/II vitamin D3 dan kalsium pada multiple sclerosis. Neurologi. 2010;74(23):1852–9.
  30. 28. Bó SD, Fragoso ALR, Farias MG, Hubner DPG, de Castro SM. Evaluasi nilai RET-He sebagai indikator awal anemia defisiensi besi pada ibu hamil. Sel Transfusi Hematol Ada [Internet]. 2021;(xx):1–6. Tersedia dari:https://doi.org/10.1016/j.htct.2021.05.006.
  31. 29. Candido, AC, de Morais, N.de S., Dutra, LV, Pinto, CA, Franceschini, S. do CC, & Alfenas, R. de CG (2019). Asupan yodium yang tidak mencukupi pada wanita hamil di berbagai wilayah di dunia: Tinjauan sistematis. Arsip Endokrinologi dan Metabolisme, 63(3), 306–311.https://doi.org/10.20945/2359-3997000000151.
  32. 30. Charoenratana, C., Leelapat, P., Traisrisilp, K., & Tongsong, T. (2016). Kekurangan yodium ibu dan hasil kehamilan yang merugikan. Gizi Ibu dan Anak, 12(4), 680–687.https://doi.org/10.1111/mcn.12211.