Main Article Content

Abstract

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri otot atau sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Penelitian ini merupakan jenis kuantitatif melalui pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dengan tipe purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 49 orang. Hasil penelitian pada hubungan jentik pada penampung air dengan kejadian DBD diketahui bahwa 32 responden yang memiliki jentik pada penampung air, dimana 32 (100.0%) diantaranya terjangkit DBD, dan 0 (0.0%) lainnya tidak mengalami kejadian DBD. Sedangkan 17 responden yang memiliki tidak ada jentik pada penampung air, dimana 6 (35.3%) diantaranya terjangkit  DBD, dan 11 (64.7%) lainnya tidak mengalami kejadian DBD. Hasil pengujian Chi-square pada tabel diperoleh nilai p = 0,00 < 0,05 maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara keberadaan jentik pada penampung air dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) tahun 2022. Dan Hasil penelitian pada hubungan kebiasaan menggantung pakaian dengan kejadian DBD dapat diketahui bahwa 47 responden yang memiliki kebiasaan menggantung pakaian, dimana 36 (76.6%) diantaranya terjangkit DBD, dan 11 (23.4%) lainnya tidak mengalami kejadian DBD. Sedangkan 2 responden yang tidak memiliki kebiasaan menggantung pakaian, dimana 2 (100.0%) diantaranya terjangkit DBD dan 0 (0.0%) lainnya tidak mengalami kejadian DBD. Hasil pengujian chi-square pada tabel diperoleh nilai p = 0,598>0,05 maka disimpulkan  tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan menggantung pakaian dengan kejadian demam berdarah dengue tahun 2022. Dan Hasil penelitian pada hubungan pengetahuan dengan kejadian DBD dapat diketahui bahwa 37 responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik, dimana 26 (70.3%) diantaranya terjangkit DBD, dan 11 (29.7%) diantaranya tidak mengalami kejadian DBD. Sedangkan 12 responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, dimana 12 (100,0%) diantaranya terjangkit DBD dan 0 (0.0%) lainnya tidak mengalami kejadian DBD. Hasil pengujian chi-square pada tabel diperoleh nilai p = 0.045>0,05 maka disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian demam berdarah dengue tahun 2022. Dan  Hasil penelitian pada hubungan sikap dengan kejadian DBD dapat diketahui bahwa 29 responden yang memiliki sikap dalam kategori baik, dimana 19 (65,5%) diantaranya terjangkit DBD, dan 10 (34,5%) lainnya tidak mengalami kejadian DBD. Sedangkan 20 responden yang memiliki sikap kategori kurang baik, dimana 19 (95.5%) diantaranya terjangkit DBD, dan 1 (5.0%) lainnya tidak mengalami kejadian DBD. Hasil pengujian chi-square pada tabel diperoleh nilai p= 0,017>0,05 maka disimpulkan tidak terdapatubungan yang signifikan antara sikap dengan kejadian demam berdarah dengue tahun 2022. Petugas puskesmas sebaiknya melakukan fogging  secara sistematis agar dapat menghindari munculnya kasus DBD, serta melakukan pemeriksaan jentik secara rutin, serta melaksanakan promosi kesehatan tentang cara mencegah demam berdarah dengue (DBD) dengan melaksanakan 3M plus, agar dapat mengurangi angka kejaadian demam berdarah dengue (DBD).

Keywords

Demam Berdarah Dengue (DBD) Lingkungan Perilaku Masyarakat

Article Details

References

  1. Harisnal. (2018). faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di kelurahan campago ipuh kota bukit tinggi . Menara ilmu,XIII(6), 80-88.
  2. Kemenkes. (2017). data dan informasi . R.Kurniawan,B.Hardana,&Yudianto.eds.
  3. kolondam, b. p. (2020). gambaran perilaku masyarakat tentang upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue . journal of public health and community medicine , vol.1 no.1.
  4. Masriadi. (2017). epidemiologi penyakit menular. depok: rajawali pers.
  5. Masriadi. (2017). epidemiologi penyakit menular . depok : rajawali pers.
  6. Misnadiarly. (2017). demam berdarah dengue (DBD). jakarta: pustaka obor populer.
  7. Munawir. (2018). pengaruh lingkungan fisik dan perilaku masyarakat terhadap kejadian demam berdarah dengue diwilayah kerja puskesmas kota juang kabupaten bireuen provinsi aceh 2017.
  8. Musdalifah , i. (2018). hubungan faktor lingkungan dengan kejadian demam berdarah dengue. UNM ENVIRONMENTAL JOURNALS, vol.1 no.3.
  9. Roflin , E., Liberty, I. A., & Pariyana. (2021). POPULASI,SAMPEL,VARIABEL dalam penelitian kedokteran. Penerbit NEM- Anggota IKAPI.
  10. Sugiyono. (2015). Metode Penelitia Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
  11. WHO. (2018, september 13). demam berdarah dan parah. Diambil kembali dari https://www.who.int/new- room/fact-sheets/details/dengue-and-severe-dengue.
  12. Widoyono. (2018). penyakit tropis. jakarta: erlangga.